Monday, April 3, 2017

Membangun Personal Brand Di Era Digital

Kalau melihat judul artikel ini, pasti akan muncul banyak pertanyaan, apa sih yang mau dibahas? 
Mengadopsi istilah dalam strategy dakwah  yukallimunnasa ala qodri uqulihim. Berbicara dengan orang lain harus sesuai dengan apa yang ia fahami. Percuma seseorang saling bicara kalau tak saling memahami. Dan kepahaman akan datang bila ada persamaan. Baik kesamaan keinginan maupun kesamaan visi.


Ini adalah era digital, dimana pada era ini, meminjam istilah Thomas Friedman. The World Is Flat. Masyarakat semakin personal dan semakin komunal.

 Personal, karena masayarakat makin mampu menunjukkan drinya di khalayak umum karena pengaruh teknologi. Mereka bebas berasumsi  dan beropini dalam bidang apapun tanpa ada tekanan dari siapapun. Mengekspresikan diri di berbagai media sosial tanpa rasa risih dan malu-malu.

Semakin komunal karena  jejaring sosial memudahkan seseorang menemukan orang yang sesuai dengan dirinya. Entah kesamaan pandangan hidup, kesamaan hobi, atau kesamaan kepentingan. Kesamaan inilah yang mendorong masyarakat membentuk simpul-simpul sosial.

Para blogger hadir di era ini, bersama derasnya arus informasi digital. Mendorong setiap individu untuk berkarya, menorehkan tinta pada lembaran sejarah penulisan.Ini adalah peluang sekaligus sebagai tantangan masa  depan. Yang tak ayal membuat setiap orang memiliki keinginan yang sama untuk ikut andil dan berpartisipasi.

Para blogger pendahulu, telah menuliskan banyak nasehat dalam berbagai event dan kesempatan, bahwa blogger akan besar bersama blogger yang lain. Kesamaan keinginan itulah yang mendorong para blogger untuk maju bersama. Saling menguatkan satu sama lain, dan berbagi ide dalam berbagai kesempatan.

Dalam hal ini memang butuh penyadaran secara personal, bahwa dukungan seorang blogger pada yang lain merupakan amunisi utama untuk menuju cita-cita yang sama. Kebersamaan para blogger dalam membangun komunitas  mutlak diperlukan dalam setiap hal. 

Ratusan komunitas tidak akan bermakna bila secara personal ada kecenderungan untuk menutup diri. Ragu untuk berekspresi dengan sesama blogger. Keberanian dalam mengambil sikap ini akan menentukan apakah ia akan sukses atau tidak.

Dalam bahasa yang paling sederhana, para blogger itu ditakdirkan sama, sebagaimana lidi yang lemah bila sendiri, dan menjadi kekuatan yang tak bisa terpatahkan bila sudah bersatu. Bergerak secara sendiri-sendiri akan membuat pertahanan menjadi goyah,  sedangkan bila kebersamaan terjalin, akan ada kekuatan besar yang akan saling support satu sama lain.

Dalam menuju cita-cita bersama itu telah wujud berbagai macam komunitas di jejaring sosial. Kita disarankan untuk memanfaatkannya secara optimal. Bukan  hanya sekedar pelengkap pergaulan. Keberadaan  komunitas itu bila dimanfaatkan secara optimal, akan membawa dampak yang baik bagi para blogger.

Keluhan utama para blogger memang tentang pengunjung. Karena hal itulah yang akan mendorong dan menyemangatinya dalam berkarya. Namun  karena berbagai hal, persoalan itu tetap jadi kendala.

Lalu bagaimana cara menyikapinya?

Langkah utama tentu saja dengan self branding . Melakukan sesuatu agar anda dikenal. Orang yang kenal tentu akan suka rela berkunjung. sedangkan orang yang tidak kenal, berkunjung hanya karena butuh atau penasaran. Hubungan anda dengan teman-teman anda di media sosial adalah aset terbesar di era digital. 
Kalau dalam istilah marketing ada slogan can you smail-can ypu sell,  bila anda tersenyum anda akan bisa menjual. Pernahkah hal ini anda lakukan ? Bila anda menuliskan status saja banyak yang antusias menyambutnya, bagaimana bila anda mencoba mengajak mereka untuk berkunjung di blog anda?
Berkunjung ke berbagai forum juga bagus untuk meningkatkan personal branding. Para anggota komunitas pasti akan tertarik dan penasaran untuk mengenal anda bila selalu aktif.

Berikutnya adalah membuat wadah baru dalam berkomunikasi. Mengumpulkan orang sebanyak mungkin dalam sebuah group, bisa jadi pilhan. Seperti IAPD misanya. yang hanya beberapa tahun saja anggotanya telah mencapai puluhan ribu. Dan dari situ  sudah banyak orang yang mendapatkan manfaat.

Yang terakhir keputusan ada di tangan anda, melakukan aksi yang nyata itu lebuh baik daripada menunggu. Kenali orang sebanyak mungkin,jalin kebersaman bersama mereka. Dan buatlah komunikasi yang saling mendukung.  Tak ada yang tidak mungkin bila kita mau berusaha.


Terima Kasih sudah membaca, dan sukses untuk anda














5 comments

so beauty post,,,, saya kagum dengan tulisan anda'

This comment has been removed by the author.

Kata orang tegalnya "laka sing ora mungkin".

Sangat menginspirasi mas memeth.


EmoticonEmoticon